James Derulo's

Portfolio

Red Dead Redemption 2 (PART 2): Biar Lambat Asal Nikmat !!!

Leave a Comment

Salah satu hal yang cukup mengejutkan kami selama mencicipi Red Dead Redemption 2 adalah soal cerita dan gameplay itu sendiri. Menghabiskan puluhan jam sebelum berhasil menyelesaikannya, game ini berujung menawarkan pengalaman game open world yang berbeda dengan kebanyakan game open-world. Dibandingkan dengan AC Odyssey atau bahkan GTA V sendiri, Red Dead Redemption 2 lebih terasa seperti sebuah proyek dan usaha untuk “mensimulasikan” kehidupan barat liar dan bukan sekedar menjadikannya sebagai tema utama sebuah proyek game open-world. Animasi, cerita, percakapan, hingga sekedar fakta bahwa Anda akan sulit melakukan proses fast-travel misalnya, semuanya dibangun untuk membuat Anda mencicipi dan merasakan dunia yang mereka racik dalam kapasitas yang paling optimal.

Salah satu alasan kuat lain mengapa kami melepas artikel preview kedua karena kami tidak sempat memperlihatkan salah satu kota terbesar dan paling modern di Red Dead Redemption 2 – St. Denis itu sendiri. Kota dengan pencahayaan yang lebih modern ini berujung menjadi bukti implementasi sistem lighting paling memesona dari game ini sendiri. Anda bisa melihat bagaimana Rockstar sebenarnya menaruh perhatian ekstra pada aspek yang satu ini lebih dari lokasi manapun. Seiring dengan progress permainan, aksi Arthur dan Dutch Gang juga tumbuh menjadi kian serius dan dramatis, dengan kualitas voice act yang konsisten berkualitas.


Kami juga menggunakan artikel preview ini untuk memberikan Anda intipan soal lokasi-lokasi dari daerah yang sempat ditawarkan Rockstar di Red Dead Redemption 1 yang memang diposisikan sebagai kelanjutan cerita dari seri kedua ini. Anda bisa membandingkan perbedaan visual yang ada jika Anda sempat mencicipi seri pertamanya. Kami akan menempatkan kesemuanya di halaman keempat dengan sebuah peringatan spoiler besar mengingat ada satu elemen yang tidak bisa kami hilangkan begitu saja.


Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar