James Derulo's

Portfolio

ARTIFACT: Bukan Game Kartu Main-Main !!!

Leave a Comment

Seperti halnya permainan kartu yang seharusnya, lore yang ditawarkan ARTIFACT memang didasarkan pada semesta DOTA 2. Namun tidak akan berhenti sampai di sini saja, seiring dengan progress yang berjalan dan update yang dikeluarkan, besar kemungkinan cerita akan terus tumbuh dan berkembang. Lebih banyak faksi, lebih banyak pihak yang terlibat, berarti lebih banyak kartu untuk ditambahkan nantinya sebagai bagian dari gameplay itu sendiri.

Untuk saat ini, ARTIFACT berfokus pada konflik tiga faksi lewat event “Call to Arms”. Hampir semua kartu yang dirilis dan lore yang teracik dibangun dari konflik antara: Bronze Legion yang dipimpin oleh Legion Commander aka Tresdin, Red Mist Army yang dipimpin oleh Sorla Khan, dan juga Vhouls yang dipimpin oleh Rix. Pertempuran pun berlangsung sengit dengan menjadikan Roseleaf – rumah dari Treant Protector dan Enchantress sebagai arena pertempuran. Cerita yang ditawarkan oleh ARTIFACT memang didesain seperti layaknya DOTA 2, implisit. Ini berarti, usaha untuk memahami apa yang terjadi di konfik ini dan semesta DOTA 2 secara keseluruhan harus dilakukan dengan membaca deskripsi kartu yang ada.


Lantas, bagaimana caranya ARTIFACT dihubungkan dengan DOTA 2? Lewat sebuah komik bernama Prelude, kita setidaknya kini tahu bahwa ARTIFACT merupakan “prekuel” dari DOTA 2 itu sendiri. Sebuah organisasi bernama “The House” berusaha untuk mencegah sebuah perang besar yang akan menghancurkan The Ancient. Benar sekali, mereka berusaha mencegah pertempuran di DOTA 2 seperti yang kita mainkan. Untuk melakukan hal tersebut, The House punya kemampuan untuk menguji dan melihat seperti apa konsekuensi yang bisa muncul ketika setiap elemen dihadapkan satu sama lain, lewat sebuah permainan kartu. Hasilnya? Permainan kartu dengan menggunakan ARTIFACT ini akan menghadirkan begitu banyak konsekuensi.



Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar