James Derulo's

Portfolio

Kegagalan bisnis pachinko yang terjadi pada SNK Playmore menjadi sebuah berkah tersendiri untuk industri game. Perusahaan asal Jepang yang namanya begitu besar di masa lalu tersebut akhirnya kembali berusaha menjajal pasar konsol dan PC dengan franchise andalan mereka yang memang sempat tenggelam. Setelah King of Fighters dan SNK Heroines yang berfokus pada karakter wanita dari game mereka, SNK kini tengah bersiap menyambut kehadiran seri terbaru Samurai Shodown yang akhirnya kembali! Tidak sekedar kembali, ia langsung menjadi salah satu game resmi yang akan dipertandingkan di EVO 2019 mendatang.

Bersama dengan sebuah trailer baru yang akhirnya memperlihatkan sekelibat gameplay teranyar, termasuk kualitas visualisasi berbasis Unreal Engine 4-nya yang terlihat begitu cocok, Samurai Shodown juga dipastikan menjadi satu di antara 9 game utama yang akan mengisi EVO 2019 nantinya. Trailer ini memperlihatkan beberapa karkater seperti Haohmaru, Nakoruru, dan juga Galford di dalamnya. Serangan-serangan dengan animasi keren dan efek yang destruktif bisa Anda nikmati.




Menarik perhatian sebagai salah satu calon game terkuat untuk menggantikan posisi Left 4 Dead sebagai game multiplayer kooperatif berbasis zombie yang menjanjikan, apa yang dihasilkan Overkill dan Starbreeze justru menjadi sebuah kekecewaan yang baru. Padahal mereka sudah memperkenalkannya via trailer sinematik untuk tiap karakter yang cukup menarik sekaligus “meminjam” franchise yang namanya begitu populer di layar televisi. Namun pada akhirnya, kualitas lah yang berbicara. Kritik pedas atas beragam masalah teknis dan gameplay yang dianggap tidak menarik akhirnya membuat game racikan developer Payday 2 ini harus “mati muda”.

Skybound Entertainment akhirnya membatalkan kontrak dengan Starbreeze Studios dan secara resmi “mematikan” Overkill’s The Walking Dead. Mereka menyebut bahwa kualitas di bawah rata-rata standar mereka lah yang menjadi alasan di balik keputusan ini. Game ini gagal memenuhi janji yang sudah diberikan kepada mereka, apalagi dengan kekecewaan para gamer yang juga terus berdengung di dunia maya. Dengan demikian, maka Overkill’s The Walking Dead tidak jadi dirilis untuk konsol. Sayangnya tidak ada kepastian untuk gamer PC yang sudah mengeluarkan uang untuk game ini, apalagi mereka yang sudah membeli Deluxe Edition yang sempat dijanjikan akan mendapatkan akses 9 episode “Season 2” nantinya.



Bintang laga yang menjadi sumber humor untuk hampir semua seri terbaru Mortal Kombat, game fighting racikan Netherrealm Studios ini memang seolah kehilangan sedikit pesonanya jika sosok Johnny Cage tidak ikut bergabung ke dalam karakter roster yang ada. Maka dengan seri terbaru yang akan membawa cerita Mortal Kombat bergerak maju, tentu menarik untuk melihat aksi karakter yang usianya tidak lagi muda ini. Berita baiknya? Mortal Kombat 11 sepertinya hendak menegaskan bahwa tidak ada yang perlu Anda khawatirkan dari sosok Cage di seri kali ini.

Bekerjasama dengan IGN, Mortal Kombat 11 akhirnya secara resmi mengumumkan Johnny Cage sebagai bagian dari roster petarung sekaligus memperihatkan seperti apa animasi serangan yang akan ia usung. Tidak perlu banyak khawatir, sosok kocaknya dengan atmosfer “Hollywood” yang kentara tetap dipertahankan di sini. Sang studio bahkan menghadirkan Fatality yang sepertinya menjadi homage untuk glitch “Triple Fatality” yang sempat dialami karakter ini di Mortal Kombat 2 dahulu. Johnny Cage masih terasa seperti karakter menyenangkan di tengah pertarungan berdarah seri terbaru ini.



Penerus seri Harvest Moon yang sudah lama kita rindukan, dimana petualangan tidak lagi didefinisikan oleh seberapa banyak mayat yang bergelimpangan, tetapi berapa banyak hasil panen yang berhasil Anda torehkan di musim tersebut. Dengan kompleksitasnya sendiri dan dukungan developer yang tidak pernah berhenti, tidak mengherankan jika Stardew Valley mencapai popularitasnya seperti saat ini. Banyak gamer yang berujung mengesampingkan kualitas visualnya jatuh hati pada padat konten yang ditawarkan oleh game ini. Kini tidak lagi sekedar gamer konsol dan PC saja, gamer Android pun akan bisa menjajalnya.

Diskusi terkait Stardew Valley versi Android memang sudah mengemuka cukup lama, namun tidak pernah ada informasi pasti kapan tepatnya ia akan tersedia. Kini hadir sebagai kejutan, sang developer – Eric Barone yang memiliki nama “ConcernedApe” sebagai akun Twitter akhirnya melemparkan pengumuman resmi terkait hal tersebut. Berita baiknya? Gamer mobile yang selama ini tidak pernah memiliki akses untuk Stardew Valley tidak pernah menunggu terlalu lama, untuk konten yang dipastikan sama.



Banyak gamer Nintendo Switch yang kecewa bahwa setelah teaser yang sudah mengemuka beberapa waktu yang lalu, mereka justru mendapatkan versi “Let’s Go” yang mengambil mekanik Pokemon GO sebagai basis. Padahal Nintendo sudah sempat berbicara terkait seri RPG seharusnya yang akhirnya akan memanfaatkan performa Nintendo Switch yang tentu saja lebih kuat dari Nintendo 3DS. Ada harapan besar bahwa game RPG penuh yang satu ini tidak hanya akan hadir dengan visualisasi lebih baik saja, tetapi juga didukung dengan fitur yang lebih mumpuni. Setelah sempat menjadi misteri, Nintendo akhirnya secara resmi mengumumkan judul game RPG Pokemon tersebut.

Lewat event Nintendo Direct yang secara khusus diselenggarakan untuk mengumumkannya, Nintendo secara resmi memperkenalkan Pokemon Sword dan Pokemon Shield untuk Nintendo Switch. Menjadikan visual cell-shading sebagai basis dengan dunia yang terlihat begitu luas, Pokemon generasi kedelapan ini akan memuat tiga Pokemon utama yang baru sebagai starter – Grookey, Scorbunny, dan Sobble. Anda kini akan berpetualang di region baru bernama Galar dan tentu saja akan disibukkan dengan semua aktivitas khas Pokemon selama ini. Game Freak dan Nintendo memastikan bahwa di saat rilis nanti, Pokemon Sword dan Pokemon Shield akan tersedia
secara global!



Hampir semua gamer PC sepertinya tidak akan asing lagi dengan nama GOG, platform distribusi game digital dari CD Projekt Red – developer dan publisher dari The Witcher dan juga Cyberpunk 2077. Berbeda dengan platform digital yang lain, GOG menjual konsep “Anti-DRM” sebagai daya tarik utama. Game original yang Anda beli via platform tersebut akan bisa dimainkan secara offline, bahkan tanpa proses verifikasi ke server platform itu sekalipun. Sesuatu yang mereka sebut menjamin konsep hak milik yang lebih baik dibandingkan platform digital lain seperti Steam misalnya, yang kepemilikan gamenya tentu akan memancing tanda tanya begitu platform ini berujung “tewas” di masa depan. Namun siapa yang menyangka, GOG ternyata tidak sesehat yang kita bayangkan.

Berdasarkan laporan yang ditulis Jason Schreier via Kotaku, GOG dikabarkan tengah mengalami masalah finansial saat ini. Masalah finansial yang mau tidak mau berujung pada proses rekonstruksi yang pada akhirnya, membuat setidaknya belasan karyawan dirumahkan minggu lalu. CD Projekt Red menyebut bahwa pemecatan ini adalah sesuatu yang lumrah untuk proses reorganisasi ulang tim. Namun salah satu karyawan yang dipecat menyebut pemecatan ini dilakukan karena GOG saat ini berada di kondisi finansial yang “buruk”. Pertumbuhan GOG kabarnya tidak sejalan dengan pendepatan yang dihasilkan darinya, apalagi dengan popularitas saingan besar sekelas Epic Games Store saat ini. Kurang lebih 10% dari total pekerja di GOG kabarnya akan dirumahkan.




Mendekati usianya yang ke-3, dukungan konstan yang terus dilemparkan Blizzard untuk memastikan Overwatch tetap relevan memang pantas mendapatkan acungan jempol tersendiri. Ketika di usia yang sama sebagian besar game berbasis multiplayer mulai berujung tewas dan tenggelam, Blizzard terus mendukungnnya melalui konten-konten baru dan event berbasis season dengan item kosmetik sebagai motivasi untuk terus kembali dan kembali. Maka dengan konsistensi seperti ini, Blizzard juga terus menyuntikkan karakter baru untuk menghangatkan meta yang ada. Sempat digoda lewat beberapa teaser, karakter tersebut akhirnya resmi diperkenalkan.

Overwatch kini bersiap menyambut karakter baru – Baptiste yang sepertinya akan punya peran sebagai healer sekaligus ofensif di dalamnya. Blizzard baru memperkenalkannya lewat sebuah trailer cerita dan belum berbagi banyak soal detail kemampuan yang ia usung. Baptiste diceritakan merupakan mantan anggota Talon, organisasi teroris yang bersifat sebagai tokoh antagonis di semesta Overwatch. Setelah menyadari jalannya yang salah, Baptiste kini justru berusaha menolong mereka yang tertindas. Seperti yang bisa diprediksi, Talon tidak akan membiarkan hal ini terjadi.




Devotion, diskusi terhadap game horror dengan gaya bercerita yang mirip dengan P.T. ini memang tengah menghangat. Di awal, diskusi ini begitu positif. Banyak yang memuji bagaimana game racikan developer asal Taiwan – Red Candle Games ini berhasil menyuntikkan kultur Timur yang kental, sekaligus tetap membangun atmosfer yang menyeramkan di saat yang sama. Namun siapa yang menyangka bahwa segala sesuatunya berubah ketika sebuah pesan politik ditemukan di dalamnya. Seolah memanaskan konflik antara China dan Taiwan yang kian menegang, mereka mengolok-ngolok Presiden China – Xi Jinping lewat jimat Fulu yang memang menjadi aset di dalam game. Kritik pun mengemuka.

Terlepas dari permintaan maaf yang mereka lontarkan, kontroversi ini ternyata tidak kunjung mereda. Red Candle Games akhirnya mengambil langkah yang lebih ekstrim. Mereka memutuskan untuk menarik sementara Devotion dari Steam. Ada dua alasan yang menjadi basis dari keputusan ini. Pertama, mereka menemukan masalah teknis seperti crash yang dikeluhkan gamer, sehingga mereka merasa bahwa proses QA ekstra dibutuhkan. Kedua, mereka merasa ini adalah kesempatan untuk membiarkan kritik dan amarah yang sempat terjadi berlalu terlebih dahulu. Mereka berjanji akan memeriksa kembali semua material yang ada untuk memastikan hal yang sama tidak lagi terjadi.



Salah satu game multiplayer kooperatif yang cukup diantisipasi di tahun 2019 ini. Setelah kegagalan proyek Overkill’s The Walking Dead yang ternyata tidak mampu menarik pasar gamer yang sudah lama merindukan game zombie co-op sekelas Left 4 Dead, World War Z langsung menjadi proyek selanjutnya yang diharapkan mampu menjalankan tugas berat tersebut dengan baik. Apalagi Saber Interactive – sang developer juga hadir dengan begitu banyak janji, termasuk teknologi AI zombie yang tidak hanya sekedar datang untuk mengerubungi Anda secara bergerombol saja, tetapi juga menggunakan jumlah mereka untuk keuntungan strategis tertentu. Pertanyaan kini untuk gamer PC, mampukah rig Anda menanganinya?

Seperti yang kita tahu, World War Z versi PC memang akan melewatkan Steam dan hanya tersedia via Epic Games Store saja. Saber Interactive menyebut bahwa keputusan ini memang diambil karena sistem bagi hasil store Epic yang memang lebih menguntungkan. Untuk Anda yang tidak terlalu ambil pusing dengan keputusan tersebut dan hendak menikmati game ini, maka tantangan selanjutnya tentu saja adalah spesifikasi yang perlu Anda persiapkan.


Minimum Requirements
OS: Windows 7 or later
CPU: Core i5-750 / Core i3-530 / AMD Phenom II X4-810
RAM: 8 GB
VGA: AMD R7 240 / NVIDIA GT 730 2GB / Intel HD 530
Storage: 20 GB

Recommended Requirements
OS: 64 bit Windows 10, DX11
CPU: Intel Core i7-3970 @ 3.50GHz
RAM: 16 GB
VGA: GeForce GTX 960 / Radeon R9 280
Storage: 20 GB




Sebuah tren yang tentu saja menggembirakan untuk gamer PC melihat begitu banyak game rilis terbaru saat ini, terutama yang meluncur dari tangan developer Jepang, menemukan jalan untuk mengunjungi platform andalan mereka. Sebuah tren yang tentu saja bertolak belakang di generasi sebelumnya yang begitu dipenuhi dengan judul game yang hanya tersedia untuk pasar konsol saja. Salah satu pemain besar di tren tersebut adalah Capcom yang kini selalu memastikan PC sebagai platform rilis game teranyar mereka, bahkan judul yang belum pernah mampir di masa lalu sekalipun. Sebuah komitmen yang sepertinya tidak akan berubah dalam waktu dekat ini.

Dalam pernyataan resmi terbarunya via situs resmi Capcom Jepang, sang COO – Haruhiro Tsujimoto menegaskan komitmennya pada pasar PC. Tsujimoto menyebut dalam usaha Capcom untuk memperluas promosinya di pasar digital, PC adalah pasar yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Ratio penjualan dari versi PC untuk judul-judul game raksasa mereka disebut-sebut terus meningkat setiap tahun, membuatnya mengemuka menjadi platform yang sangat penting. PC juga disebut oleh Capcom menjadi salah satu kontributor penting dari angka penjualan fantastis Monster Hunter: World yang tentu saja, berujung menyumbang keuntungan bagi perusahaan asal Jepang ini.




Sebuah game yang dilindungi oleh Denuvo—Far Cry New: Dawn—kembali harus menerima kenyataan kalau gamenya kini sekarang sudah dibagikan secara gratis di internet setelah grup crackers membobol pertahanan yang digunakan oleh game tersebut dalam waktu seminggu.

Grup crackers yang membobol Far Cry New Dawn kali ini adalah grup crackers ternama lainnya, CODEX, yang sebelumnya juga membobol game Resident Evil 2 Remake dalam waktu yang sama, yaitu seminggu saja setelah gamenya dirilis.

Berbeda dengan proteksi yang digunakan oleh RE2 Remake yang hanya menggunakan dua buah proteksi saja, untuk Far Cry New Dawn, CODEX harus membobol empat buah pertahanan yang digunakan di game itu. Pertahanan-pertahanan tersebut adalah Denuvo, Uplay, VMProtect, dan juga proteksi buatan Ubisoft lainnya lagi.


Apa yang dilakukan oleh CODEX ini terbilang mengejutkan. Ketika kita baru-baru ini melihat CPY yang sudah mulai aktif lagi dalam hal menjebol game yang dilindungi oleh Denuvo—seperti pada Ace Combat 7 dan Metro Exodus—dan mengira mereka juga yang akan membobol Far Cry New Dawn, ternyata CODEX malah mengambil posisi tersebut secara tak terduga.

Bersamaan dengan hal itu, kini para pengguna bajakan yang memang sudah menantikan kehadiran dari spin off terbaru dari Far Cry itu akan dapat berbahagia.



Masih ada dua minggu lagi sebelum Devil May Cry 5 dirilis ke publik. Namun, penggemar seri tersebut tampaknya sudah tidak sabar untuk mengetahui DLC apa sajakah yang akan meluncur untuk game itu, selain dari Bloody Palace yang memang sudah dipastikan hadir sebagai sebuah DLC tentunya.

Menjawab pertanyaan dari salah satu penggemar Devil May Cry yang menanyakan apakah Capcom punya rencana lain terkait DLC untuk Devil May Cry 5, Producer Capcom, Matt Walker, mengatakan bahwa mereka tidak memiliki rencana lain untuk menghadirkan DLC ke sekuel dari game yang sudah dinanti-nantikan oleh penggemarnya selama lebih dari 10 tahun lalu itu.

tanggal 7 Februari lalu, produser Capcom lainnya, Michiteru Okabe, mengatakan bahwa mereka masih memiliki rencana untuk DLC yang saat ini belum bisa diumumkan karena mereka masih berkonsentrasi dengan game utamanya itu sendiri.


Sayangnya Matt Walker masih belum memberikan jawaban sama sekali ketika ditanya oleh para penggemar DMC lainnya lagi terkait dari perkataan dari Okabe.

Akibat dari dua pernyataan yang bertabrakan tersebut, untuk saat ini tidak ada yang tahu pasti apakah kedepannya Devil May Cry 5 akan mendapatkan DLC lainnya selain dari Bloody Palace yang akan mempertemukan kalian dengan banyak monster sekaligus.



Jumlah pemain Titanfall 1 saat ini hanya berkisar 20 hingga 40 pemain saja di seluruh dunia. Lewat jumlah yang kecil tersebut kita dapat melihat bahwa game itu sudah dekat sekali dengan ajalnya dan hanya tinggal menunggu waktu saja.

Meski demikian, tampaknya masih saja ada orang yang tidak suka melihat sedikit pemain yang tersisa itu untuk bersenang-senang dengan membuat mereka tidak bisa memainkan gamenya atau membuat para pemain itu tidak bisa menyelesaikan gamenya karena dibuat crash ke desktop.

Menurut pengguna Resetera yang bernama Nikus, ketika hacker tersebut melancarkan serangannya, para pemain Titanfall 1 akan mendapatkan pesan “Too many proxies for datatable DT_BasePlayer” sebelum akhirnya mereka ditendang kembali ke desktop mereka.


Apabila kejadian tersebut hanya dilakukan sesekali saja, mungkin orang-orang yang tersisa tidak akan marah. Namun sayangnya realita sebenarnya lebih buruk lagi, karena hacker tersebut menjalankan aksinya itu secara otomatis jadi para pemain Titanfall 1 yang tersisa itu benar-benar tidak bisa memainkan gamenya sama sekali.

Tidak ada yang tahu dendam apa yang dimiliki hacker tersebut terhadap Respawn atau EA hingga ia menghalangi sejumlah pemain game lama yang dirilis pada tahun 2014 lalu untuk dapat bersenang-senang di game tersebut. Namun, berkat aksinya itu jumlah pemain yang tersisa tentunya akan semakin menguap dan membuat ajal semakin cepat menjemput game pertama dari seri Titanfall itu.




Siapa kira kalau membelanjakan uang dengan jumlah besar demi mendapatkan barang dengan kemungkinan keluar kecil dapat membuat pembelinya menyesali yang telah ia lakukan. Dan itulah yang terjadi kepada seorang pria berumur 24 tahun yang telah mengeluarkan uang sebesar lebih dari 500 USD (sekitar 7 juta Rupiah) demi mendapatkan barang langka dengan kemungkinan drop sebesar kurang dari 1% saja.

Menurut tulisannya di Reddit, dia mengatakan bahwa selama ini ia tidak pernah tergoda untuk mengeluarkan uang dalam jumlah banyak ke dalam game yang memiliki transaksi mikro seperti Overwatch atau Rocket League karena ia menyadari bahwa ia memiliki keberuntungan yang buruk dalam hal membuka loot box, dan oleh karena itulah ia tidak pernah tergoda untuk membelanjakan uangnya untuk hal-hal yang berbau seperti itu.

Namun, beda halnya dengan Apex Legends. Kalau loot box tempat lain tidak menjanjikan kepastian bahwa si pembuka loot box tersebut akan mendapatkan barang yang dimau, Apex Legends memberikan kepastian 100% bahwa barang yang ia inginkan—Wraith heirloom—dan memiliki drop rate sebesar kurang dari satu persen akan dapat ia peroleh setelah membuka sebanyak 500 box.


Ia melihat kalau 3 temannya sudah mendapatkan Wraith heirlooms dalam beberapa kotak loot box saja, terus streamer yang dia lihat juga sudah memilikinya, dan ia pun berpikir mungkin ia juga akan bisa mendapatkannya tanpa perlu membeli 500 box.

Sayangnya disitulah letak kesalahannya. Ia membeli dan membeli koin dengan harapan ia akan mendapatkan barang yang ia inginkan walau tidak kunjung didapatkan. Namun, seiring dengan jumlah box yang semakin banyak dibuka, ia pun menyadari kalau ia memutuskan berhenti di tengah jalan maka yang telah ia lakukan sebelumnya akan terasa sia-sia, dan oleh karena itulah ia terus melanjutkan hingga membuka boxnya yang ke 500 sebelum akhirnya mendapatkan Wraith heirloom yang diinginkan.




Apabila kalian suka mengikuti perkembangan dari konsol buatan Microsoft, pastinya kalian masih ingat dengan kabar beberapa bulan lalu yang pada dasarnya memberitahukan bahwa Xbox berikutnya akan terbagi menjadi dua buah konsol, yaitu Anaconda dan Lockhart. Sekarang, kabar tersebut semakin santer karena dikatakan bahwa Microsoft akan memamerkan konsol terbarunya itu pada tahun ini.

Menurut situs game Perancis, Jeuxvideo, mereka mengatakan bahwa Microsoft akan mengumumkan konsol terbarunya itu pada ajang E3 2019 mendatang dan akan diluncurkan pada akhir tahun 2020 mendatang. Sama seperti dengan kabar yang beredar sebelumnya, konsol yang akan dipamerkan oleh Microsoft itu nantinya juga akan ada dua buah, Lockhart dan Anaconda.

Untuk spesifikasinya sendiri, Lockhart dikatakan akan menggunakan processor 8 core dan memiliki 16 threads, GPU Navi 4+ Teraflops, 12 GB GDDR6 RAM, dan SSD NVMe dengan kapasitas 1 TB. Sedangkan untuk kakaknya, Anaconda, spesifikasi tersebut ditingkatkan yaitu dengan menggunakan GPU Navi 12+ Teraflops, 16 GB GDDR6 RAM. Untuk processor dan tempat penyimpanannya, kedua kakak adik itu masih menggunakan spesifikasi yang sama.


Sedangkan dari sisi software, Jeuxvideo mengatakan kalau game Halo Infinite akan menjadi game yang diluncurkan berbarengan dengan konsol Xbox generasi terbarunya itu. Meski demikian, bukan berarti game Halo terbarunya itu hanya akan hadir di Xbox Project Scarlett saja, karena game itu juga akan hadir di Xbox One.

Meski demikian, mengingat Microsoft sendiri masih belum angkat bicara mengenai kebenaran dari kabar yang sudah beredar selama ini, kita masih harus menunggu hingga ajang E3 tahun ini dimulai untuk mendapatkan kepastian mengenai kabar yang beredar. Namun, kalau kita melihat Sony yang tidak akan berpartisipasi di ajang E3 2019, bukan tidak mungkin kalau Microsoft siap memanfaatkan peluang yang ada itu untuk memamerkan konsol terbarunya di ajang tahunan tersebut.




Spesifikasi Minimum Dirt Rally 2.0

  • OS: Windows 7
  • CPU: Intel Core i3-2130 / AMD FX-4300
  • GPU: NVIDIA GeForce GTX 650Ti / AMD Radeon HD 7750
  • VRAM: 2 GB
  • RAM: 8 GB
  • HDD: 50 GB

Spesifikasi Recommended Dirt Rally 2.0

  • OS: Windows 10
  • CPU: Intel Core Intel i5-8600K / AMD Ryzen 5 2600X
  • GPU: NVIDIA GeForce GTX 1070 / AMD Radeon RX Vega 56
  • VRAM: 4 GB
  • RAM: 8 GB
  • HDD: 50 GB
  • Harga Dirt Rally 2.0

    Dirt Rally 2.0 tersedia dengan Rp249.999 via Steam.

    Ketersediaan Dirt Rally 2.0

    On Steam Beli Dirt Rally 2.0



Spesifikasi Minimum Sekiro: Shadows Die Twice

  • OS: Windows 7
  • CPU: Intel Core i3-2100 / AMD FX-6300
  • GPU: NVIDIA GeForce GTX 760 / AMD Radeon HD 7950
  • VRAM: 2 GB
  • RAM: 4 GB
  • HDD: 25 GB

Spesifikasi Recommended Sekiro: Shadows Die Twice

  • OS: Windows 10
  • CPU: Intel Core Intel i5-250K / AMD Ryzen 5 1400
  • GPU: NVIDIA GeForce GTX 970 / AMD Radeon RX 570
  • VRAM: 4 GB
  • RAM: 8 GB
  • HDD: 25 GB
  • Harga Sekiro: Shadows Die Twice

    Sekiro: Shadows Die Twice tersedia dengan harga Rp729.000 via Steam.

    Ketersediaan Sekiro: Shadows Die Twice




Spesifikasi Minimum Metro Exodus

  • OS: Windows 7
  • CPU: Intel Core i5-4440
  • GPU: NVIDIA GeForce GTX 670 / AMD Radeon HD 7870
  • VRAM: 2 GB
  • RAM: 8 GB
  • HDD: 59 GB

Spesifikasi Recommended Metro Exodus

  • OS: Windows 10
  • CPU: Intel Core Intel i7-4770K
  • GPU: NVIDIA GeForce GTX 1070 / AMD Radeon VEGA 56
  • VRAM: 4 GB
  • RAM: 8 GB
  • HDD: 59 GB

Harga Metro Exodus

Metro Exodus tersedia dengan harga Rp672.000 via EPIC GAMES.

Ketersediaan Metro Exodus

On EPIC GAMES Beli Metro Exodus


Spesifikasi Minimum Far Cry New Dawn

  • OS: Windows 7
  • CPU: Intel Core i5-2400 @3.1 GHz / AMD FX-6350 @3.9 GHz
  • GPU: NVIDIA GeForce GTX 670 / AMD Radeon R9 270X
  • VRAM: 2 GB
  • RAM: 8 GB
  • HDD: 30 GB

Spesifikasi Recommended Far Cry New Dawn

  • OS: Windows 10
  • CPU: Intel Core Intel i7-4790 @3.6 GHz / AMD Ryzen 5 1600 @3.2 GHz
  • GPU: NVIDIA GeForce GTX 970 / AMD Radeon R9 Furry
  • VRAM: 4 GB
  • RAM: 8 GB
  • HDD: 30 GB

  • Harga Far Cry New Dawn

    Far Cry New Dawn tersedia dengan harga Rp519.000 via Steam.

    Ketersediaan Far Cry New Dawn

    On Steam Beli Far Cry New Dawn



Spesifikasi Minimum Praey for the Gods

  • OS: Windows 7
  • CPU: Intel Core i5-2500K @3.3 GHZ / AMD Phenom II X4 940
  • GPU: NVIDIA GeForce GTX 670 / AMD Radeon HD 7870
  • VRAM: 2 GB
  • RAM: 6 GB
  • HDD: 8 GB

Spesifikasi Recommended Praey for the Gods

  • OS: Windows 10
  • CPU: Intel Core Intel i7-3770 / AMD FX-8350
  • GPU: NVIDIA GeForce GTX 770 / AMD Radeon R9 290
  • VRAM: 2 GB
  • RAM: 6 GB
  • HDD: 8 GB
  • Harga Praey for the Gods

    Praey for the Gods tersedia dengan harga Rp139.999 via Steam.

    Ketersediaan Praey for the Gods



Salah satu nama yang akan sulit Anda abaikan begitu saja selama satu tahun terakhir ini. Keputusan untuk mengganti nama menjadi “THQ Nordic” karena nama yang memang famiiar dan melekat pada gamer, perusahaan dengan kekuatan modal besar ini memang tidak main-main menancapkan pengaruh mereka di industri game modern. Tidak melalui proses pengembangan video game saja, tetapi lewat proses akuisisi studio besar dan kecil dalam waktu yang singkat serta aksi membeli hak atas franchise game yang sudah lama terlupakan. Aksi mereka ini sepertinya tidak akan berhenti dalam waktu singkat ini.

Setelah berhasil mencatatkan laporan finansial yang positif di tahun finansial terakhir mereka, THQ Nordic juga berhasil mengumpulkan dana ekstra sekitar 2.09 Miliar Krona Swedia (USD 225 juta) atau sekitar 3 Triliun Rupiah.


Dana tersebut mereka dapatkan dari menjual 11 juta lembar saham kelas B kemarin malam, yang langsung disambut oleh kekuatan modal dengan sangat positif. THQ Nordic kembali menegaskan komitmen mereka untuk menggunakan dana tersebut demi membeli lebih banyak developer, lebih banyak franchise game, dan semua aset lain yang dibutuhkan untuk memaksimalkan operasi tersebut. Tujuan akhir mereka adalah membangun ekosistem ekonomi jangka panjang melalui game keren yang fans dan konsumen inginkan.




Salah satu game yang cukup diantisipasi dari pengumuman Nintendo Direct minggu lalu, Oninaki merupakan proyek game action RPG terbaru dari Tokyo RPG Factory. Untuk Anda yang tidak terlalu familiar, Tokyo RPG Factory merupakan studio internal Square Enix yang dibangun dengan satu misi utama – mereka ulang pengalaman JRPG klasik. Hasilnya adalah game yang secara presentasi memang terbatas, namun menawarkan cita rasa dan daya tarik yang dibutuhkan oleh gamer pencinta genre yang satu ini. Mereka sudah melahirkan game seperti I Am Setsuna dan Lost Sphear yang mendapatkan respon positif. Tokyo RPG Factory kini bersiap dengan game terbaru mereka – Oninaki.

Game action RPG yang akan bercerita soal kisah dua dunia – fana dan alam baka ini direncanakan akan dilepas tahun ini. Antisipasi meninggi setelah developer legendaris Square Enix – Takashi Tokita dipastikan merupakan salah satu otak di belakangnya. Tokita merupakan otak di balik game legendaris Square Enix seperti Chrono Trigger dan Parasite Eve, sekaligus merupakan Lead Game Designer untuk Final Fantasy IV. Tokita sendiri berperan sebagai Creative Producer. Talenta lain yang ikt mengerjakan game ini adalah Hirotaka Inaba, penulis cerita untuk dua game Tokyo RPG Factory sebelumnya.