James Derulo's

Portfolio

Mengejutkan sepertinya adalah kata yang tepat untuk menjelaskan apa yang terjadi dengan proses pengembangan game action RPG ambisius – Granblue Fantasy: Relink. Bagaimana tidak? Di tengah bentuk yang telihat semakin fantastis, Cygames – selaku pemilik hak dan pengembang game ini memutuskan untuk tidak lagi melanjutkan kontrak dengan Platinum Games, yang notabene merupakan salah satu developer game action terbaik di dunia. Tidak ada yang tahu pasti alasan di balik putusnya kerjasama ini, namun banyak yang khawatir bahwa ia sedikit banyak akan mempengaruhi Granblue Fantasy: Relink itu sendiri. Namun Cygames meminta para fans untuk tidak khawatir.

Dalam informasi terbaru yang dilansir oleh Weely Famitsu, proses pengembangan Granblue Fantasy: Relink kabarnya tidak terpengaruh banyak oleh absennya Platinum Games tersebut. Game action RPG ini disebut-sebut ditangani oleh Cygames Osaka yang mengambil alih. Walaupun mengakui bahwa putusnya hubungan kerjasama dengan Platinum sempat menurunkan kecepatan pengembangan di awal, namun Cygames Osaka kabarnya sudah berhasil menemukan kecepatan yang seharusnya. Mereka bahkan terus menambah jumlah staff hingga di titik, ia menyamai jumlah yang sama dengan saat ditangani oleh Platinum. Cygames sendiri optimis fans akan menyukai apa yang mereka kerjakan saat ini.




Senran Kagura, hampir semua gamer sepertinya mengenal judul game yang satu ini. Terlepas apakah mereka mengaku pernah memainkannya atau tidak, pertarungan ninja wanita dengan tubuh “tidak proporsional” dan efek sensualitas kentara ini memang punya basis fans yang terhitung fanatik. Kesuksesannya juga membuat Marvelous – sang developer sempat melemparkan beragam genre berbeda berbasiskan semestanya, dari game memasak, third person shooter, hingga novel interaktif. Popularitas Senran Kagura tentu saja tidak bisa dipisahkan dari sosok sang producer – Kenichiro Takaki yang selalu berbicara terbuka soal rasa cintanya pada sensualitas tersebut. Namun sayangnya, Takaki resmi mengumumkan pengunduran diri dari Marvelous.

Dalam wawancara terbarunya dengan Famitsu, Takaki mengaku “sensor” adalah salah satu alasan mengapa ia memutuskan untuk cabut dari Marvelous. Takaki selalu merasa bahwa sensualitas adalah bagian dari variasi konten dengan basis fans yang pada akhirnya, mendukung industri game itu sendiri. Namun yang terjadi saat ini, beragam kebijakan yang muncul seolah hadir untuk membunuh daya tarik ini. Padahal Takaki merasa bahwa ada banyak gamer yang mencintai game seperti ini. Mengingat bagaimana masalah “sensualitas” ini begitu mudah dilarang, Takaki akhirnya merasa lelah. Ia ingin mengerjakan hal lain.


Oleh karena itu, ia kini berdiri di bawah bendera Cygames. Masih belum jelas soal proyek game ia selanjutnya, namun ia ingin sekali mengembangkan sebuah game fantasi yang sudah ia impikan sejak kecil. Berita baiknya? Ia tetap berperan sebagai producer untuk game Senran Kagura yang masih “tersisa” di Marvelous saat ini, seperti Senran Kagura 7even misalnya. Ia akan mengerjakannya sembari tetap mempertahankan sensualitas kegemarannya dan membiarkan Marvelous sebagai publisher, memilah mana yang pantas atau tidak.

Ia juga akan mengerjakan game baru lain bersama dengan Marvelous yang bukan Senran Kagura. Takaki berkelakar bahwa game terbaru ini tetap akan hadir dengan karakter wanita dengan desain manis, namun tidak akan lagi punya sistem kehancuran kostum.




Gelaran final Piala Presiden Esports 2019 tinggal menghitung hari. Didukung melalui 4 kementrian mulai dari Bekraf, Staff Kepresidenan, Kemenpora dan Menkominfo, akhirnya Indonesia resmi menggelar pertandingan Esports yang didukung penuh oleh pemerintah. Turnamen Piala Presiden Esports 2019 secara resmi digelar pada 29 Januari lalu dengan diikuti oleh total 3572 tim yang terdaftar dan sudah melalui babak kualifikasi dari masing-masing daerah.

Sebelum babak final digelar,  berkesempatan melakukan wawancara eksklusif dengan Giring Ganesha, selaku Ketua Organizing Committe Piala Presiden Esports 2019 dan sekaligus juga menjabat sebagai Presiden of IESPL (Indonesia Esports Premier League). Ada beberapa pertanyaan yang membuat kami penasaran, seperti misalnya mengenai dukungan pemerintah terhadap turnamen Esports ini. Apakah Piala Presiden Esports 2019 bermuatan politik demi menggaet suara anak muda karena mendekati pemilu? Giring pun menjawab bahwa turnamen ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan politik.


Giring menyatakan bahwa Piala Presiden Esports 2019 ini 100% idenya dari Bapak Presiden Joko Widodo. Ia pun melanjutkan bagaimana proses Piala Presiden Esports 2019 ini terjadi, bahwa pada 2017 lalu, Pak Joko Widodo meminta ajudannya untuk menghubungi Triawan Munaf, selaku ketua Bekraf untuk dibuatkan turnamen Esports. Beliau ingin agar terciptanya ekosistem Esports yang baik agar generasi milenial dan para gamer di Indonesia bisa diarahkan ke hal yang positif, terlebih lagi dapat membentuk jiwa yang kompetitif. Selain itu, pemerintah melalui 4 kementrian ini juga saat ini tengah fokus dalam memperhatikan perkembangan Esports di Indonesia.

Berlanjut ke pertanyaan berikutnya yaitu soal game yang dipertandingkan di Piala Presiden Esports 2019 ini. Mengapa hanya ada satu game saja, yaitu Mobile Legends. Kenapa bukan AOV (Arena of Valor), Vainglory atau game PC kompetitif. Giring menyatakan bahwa untuk saat ini, game mobile bisa dikatakan lebih masif dibandingkan game PC, sehingga dipilihlah game Mobile Legends ini. Namun Giring berujar apabila dipercaya lagi oleh pemerintah di tahun depan untuk menggelar turnamen serupa, ia ingin tidak hanya ada game mobile saja, namun ada game pc dan game konsol yang dipertandingkan.




Sudah bukan rahasia lagi bahwa Gearbox saat ini memang tengah mempersiapkan seri Borderlands yang terbaru. Mereka sudah berkali-kali membicarakannya, bahkan sempat memperlihatkan seperti apa bentuknya jika ia dibangun dengan Unreal Engine 4 sebagai basis. Namun terlepas dari rasa penasaran gamer yang tinggi, Gearbox tetap tidak kunjung berbicara banyak soal seri teranyar ini. Mengingat hampir semua seri Borderlands selama ini ditangani tepat oleh Gearbox, tidak seperti game-game mereka yang lain, antisipasi memang terus berada di puncak bagi para fans. Penantian ini sepertinya akan terbayarkan manis.

Sejak beberapa waktu yang lalu, Gearbox memang sudah merencanakan akan mengumumkan sesuatu terkait Bordelrands di event PAX East. Walaupun masih belum bisa dipastikan kemana ia akan mengarah dengan spekulasi kuat berada di kata “Borderlands 3”, kita setidaknya akan punya konfirmasi esok. Untuk membangun hype, Gearbox melepas sebuah teaser misterius yang mereka sebut sebagai “Mask of Mayhem” yang memperlihatkan beberapa karakter ikoniknya, namun tidak memberikan detail atau informasi apapun. Sebuah topeng Psycho yang diisi oleh karakter-karakter ini dijadikan sebagai penutup teaser.



Berbicara soal finansial perusahaan raksasa, termasuk di video game, kita selalu berbicara soal angka yang masif. Proses jual beli developer, keuntungan microtransactions, hingga estimasi keuntungan untuk setiap game yang dilepas ke pasaran bisa berkisar antara “sekedar” jutaan hingga miliaran USD. Portal distribusi game digital seperti Steam misalnya yang memanen 30% dari setiap penjualan di platform mereka tentu bisa menyentuh pendapatan yang jauh lebih fantastis di setiap tahunnya. Namun siapa yang menyangka bahwa terlepas dari kebijakan mereka sebagai platform “Anti-DRM”, GOG ternyata gagal berkontribusi banyak untuk keuangan CD Projekt.

Dalam laporan finansial mereka, masa depan GOG yang menyedihkan menyeruak ke permukaan. Ketika tim game mereka – CD Projekt Red berhasil menuai angka penjualan yang fantastis via The Witcher series, GOG justru datang dengan hasil menggelikan. Menyalahkannya karena nilai tukar mata uang Polandia – Zloty yang sempat rendah di awal tahun dan beragam biaya yang dikeluarkan untuk menyempurnakan platform ini, GOG hanya berhasil meraih keuntungan sekitar 30.000 Zloty atau sekitar USD 7.800 di sepanjang tahun 2018 kemarin. Ini berarti, ia hanya berhasil mengumpulkan keuntungan sekitar 110 juta Rupiah saja!




Ninja, ninja, dan ninja. Keterbatasan teknologi di masa lalu memang membuat varian karakter ninja di Mortal Kombat, yang latar belakang ceritanya berbeda-berbeda, berakhir sama. Bahwa satu-satunya cara untuk membedakan karakter mana yang Anda pakai kini didasarkan pada sekedar warna dengan model serupa. Namun seiring dengan perkembangan zaman, teknologi memungkinkan setiap karakter ini punya karakteristik visual dan animasi yang berbeda satu sama lain. Semakin terlihat mantap dan garang, salah satu yang kian memesona tentu saja adalah Noob Saibot. Tampilan resminya untuk Mortal Kombat 11 akhirnya diperkenalkan!

Bisa saja bias mengingat Noob Saibot merupakan karakter favorit kami, namun sepertinya sulit untuk membantah, bahwa ia terlihat super keren di Mortal Kombat 11. Bersama dengan kekuatan bayangan yang jadi ciri khas-nya, Noob Saibot juga dipersenjatai dengan senjata clurit yang siap untuk membelah musuh yang berada di hadapannya. Serangan cepat dan tidak terprediksi sepertinya masih menjadi andalan ninja yang berwarna hitam legam ini.




Misteri yang tidak kunjung terjawab, informasi terkait proyek teranyar Hideo Kojima dan Kojima Productions – Death Stranding memang masih meninggalkan begitu banyak tanda tanya. Yang kita tahu saat ini, proses pengembangan sudah berjalan selama bertahun-tahun dan kita sudah melihat sekelibat kualitas visualisasi seperti apa yang dibangun dengan Decima Engine sebagai pondasi. Namun kita tidak memiliki informasi pasti terkait gameplay inovatif seperti apa yang akan diusung dan rencana rilis. Tidak heran jika banyak yang berspekulasi bahwa Death Stranding akan berakhir menjadi game next-gen Sony, yang dalam kasus ini, berarti Playstation 5 yang juga masih belum diumumkan kepada publik. Namun ternyata tidak demikian.

Lewat tweet terbarunya, Hideo Kojima menegaskan bahwa Death Stranding tetap akan menuju Playstation 4. Bahkan untuk saat ini, ia terus aktif memainkannya. Kojima mengaku bahwa Death Stranding memang belum masuk proses debugging, namun saat ini ia lebih menguji soal elemen-elemen permainan itu sendiri. Dengan terus memainkannya setiap hari di PS4, ia menguji, memperhatikan, dan berakhir menambahkan atau mengurangi hal-hal yang menurut ia tidak esensial. Kojima mengaku bahwa Death Stranding saat ini berada di sebuah momen yang krusial. Tapi setidaknya ini juga memastikan, bahwa game ini sudah berjalan di PS4.