James Derulo's

Portfolio

Setelah Square Enix mengumumkan pada awal bulan Juni lalu, kini game Deus Ex Go telah tersedia di toko aplikasi platform Android dan iOS. Ini merupakan game mobile ketiga dari Square Enix yang mengusung gelar “Go”, setelah versi Hitman dan Tomb Rider “Go”. Judul kali ini menawarkan suasana latar kegelapan yang futuristik. 

Jika Anda belum pernah memainkan salah satu judul game FPS Deus Ex, setting game ini merupakan masa depan di mana manusia telah ditingkatkan secara genetik dan pembesaran tubuh cybernetic. Di bawa lebih ekstrim, penemuan baru telah memungkinkan manusia biasa untuk mencapai kekuatan super dan memiliki kekuatan pemrosesan seperti komputer. 

Tentu alur cerita game ini juga berbeda, di mana pengguna harus berpikir cepat dalam membuat rencana dan membuat keputusan yang tepat untuk mencapai tujuan mereka, di mana ini bertentangan dengan mekanik action-first yang dimiliki oleh judul game originalnya. 

Namun secara keseluruhan, konsep game Deus Ex Go tampaknya sebagian besar masih sama, seperti menyusup ke bangunan menggunakan kekuatan tambahan dari karakter utama, memecahkan banyak teka-teki, dan melihat cerita yang mengungkapkan 50 misi dari game. 



Meski game Pokemon Go mengalami penurunan pemain, nampaknya game ini masih meninggalkan rasa penasaran bagi sebagian trainer. Sayangnya, teknologi Augmented Reality yang terdapat pada Pokemon Go ini ternyata membuat sebagian orang lupa akan sekitarnya. Seperti mengakibatkan kecelakaan, lupa waktu bahkan ada juga sepasang orang tua yang melupakan anaknya. 

Hal menyedihkan ini terulang kembali di Jepang, seperti yang diberitakan oleh Digital Trends. Menurut laporan Japa Times, seorang nenek berusia 72 tahun meninggal dunia akibat bertabrakan dengan sebuah truk. Tidak hanya itu, ada seorang pengendara perempuan berusia 60 tahun, yang juga mengalami luka serius. Pengemudi truk yang diketahui bernama Keiji Goo ini ternyata kedapatan sedang bermain game Pokemon Go. Pria berusia 39 tahun ini pun juga membenarkan bahwa dirinyalah yang menyebabkan kecelakaan tersebut, dihadapan pihak kepolisian setempat. 

Pihak kepolisian Jepang mengatakan bahwa kasus ini merupakan yang pertama kali di Jepang, dimana game ini mengakibatkan nyawa sesorang hilang. 

Tidak hanya itu saja, kepolisian Jepang juga mengatakan bahwa sejak meluncurnya game Pokemon Go ini, setidaknya terjadi 700 kasus pelanggaran lalu lintas. Adapun beberapa kasus diantaranya menyebabkan kecelakaan, seperti 15 kasus yang berasal dari pengemudi kendaraan bermotor, serta 20 



Selama ini Google memang memiliki beberapa tools berguna pada hasil pencarian, seperti kalkulator, konversi mata uang, dan lain-lain. Tak hanya itu saja, karena Google telah mengumumkan jika mereka juga telah menambahkan sesuatu yang lebih menyenangkan pada hasil pencarian. 

Perusahaan ini telah mengumumkan bahwa mereka telah menambahkan beberapa game keren untuk hasil pencarian Google. Sekarang Anda dapat bermain Solitaire dan Tic-tac-toe di dalamnya, tanpa harus menginstal game tersebut. 


Keduanya memang tidak diragukan lagi sebagai dua permainan yang paling tua dan populer untuk segala usia dan keduanya sekarang dapat dimainkan dalam pencarian melalui web browser serta melalui aplikasi Google di smartphone. Meskipun keduanya merupakan game sederhana, namun tetap asyik dimainkan untuk mengisi waktu luang. 

Jika Anda tertarik bermain game Solitaire, Anda hanya perlu mencari “solitaire” di Google dan permainan akan datang dengan sendirinya. Demikian pula dengan game satunya, Anda hanya perlu mencari “tic-tac-toe” untuk menampilkan permainan terkenal itu. Pemain dapat memilih tingkat kesulitan mereka dan bahkan bermain tic-tac-toe terhadap teman. 



Eksistensi perangkat PC sebagai perangkat gaming memang sudah tidak bisa dipungkiri lagi. Beberapa tahun silam, masih banyak yang meremehkan perangkat PC yang tidak akan bisa menyaingi perangkat konsol. Bahkan game-game yang ada di konsol pun sampai-sampai dibuat ekslusif untuk konsol tertentu saja, sehingga membuat gamer PC terpaksa gigit jari. 

Namun itu dulu, berbeda dengan sekarang yang mana beberapa game yang notabene dulunya adalah eksklusif untuk perangkat konsol tertentu, kini tersedia di platform PC yang berbasis Windows, Linux atau Mac. Seperti salah satunya adalah serial game Halo yang dirilis secara khusus untuk platform konsol Xbox, yang kini juga bakal tersedia di platform PC. 

Microsoft sendiri akhirnya telah mengumumkan Halo 5 Forge untuk perangkat PC yang bakal dirilis pada tanggal 8 September mendatang. Tapi jangan harap untuk dapat memainkan game ini begitu saja, karena Halo 5 Forge membutuhkan spesifikasi komputer yang bisa dikatakan haus RAM. Seperti yang dikutip dari TweakTown, dikatakan bahwa untuk memainkan game ini dengan lancar, setidaknya butuh RAM sebesar 16GB. 

Tapi jangan khawatir, karena RAM sebanyak itu dibutuhkan bila ingin memainkan game ini di resolusi 4K.



Game Pokemon Go memang menjadi game yang paling laris sejak awal kemunculannya di berbagai negara. Namun meski telah berkurang pemainnya, nampaknya game ini masih memiliki tempat bagi beberapa gamer, seperti salah satunya adalah YouTuber ini. 

YouTuber asal Rusia, Sokolovsky, adalah salah satu gamer yang memainkan game dengan teknologi Augmented Reality tersebut. Namun ternyata bermain game tersebut malah membawa pria tersebut ke jeruji besi. Seperti yang dilansir dari Ubergizmo, dikatakan bahwa pria dengan nama lengkap Ruslan Sokolovsky ini ditahan lantaran bermain game Pokemon Go di dalam Gereja All Saints di Yekaterinburg. 


Pihak kepolisian Rusia mengatakan bahwa Ruslan ditangkap berdasarkan undang-undang KUHP Federasi Rusia pasal 22. Ruslan didakwa sengaja memancing kebencian, permusuhan, serta kehinaan. Sehingga Ruslan terkena sanksi kurungan penjara selama dua bulan, serta dapat bertambah hingga lima tahun lamanya. 

Di Rusia sendiri game ini memang tidak disambut baik oleh pemerintah karena kabarnya dapat digunakan untuk memata-matai. Namun Walikota Yekaterinburg, Yevgeny Roizman, mencoba untuk menolong YouTuber muda tersebut dengan mengatakan bahwa Ruslan tidak bisa ditahan begitu saja atas perbuatan bodohnya. 



MSI memperkenalkan Backpack PC, yang mana komputer jinjing berbentuk tas. Komputer tersebut dirancang untuk kebutuhan bermain game Virtual Reality (VR), sehingga gamer bisa leluasa bergerak saat bermain game VR. Tidak tanggung-tanggung, spesifikasi komputer berbentuk tas tersebut menggunakan prosesor dan VGA card papan atas. 

Namun kini akhirnya MSI memperkenalkan kembali komputer berbentuk tas tersebut, dengan desain dan komponen yang lebih baru. Seperti yang dilansir dari Tom’s Hardware, disebutkan kali ini komputer berbentuk tas dari MSI tersebut berganti nama menjadi VR One. 

MSI VR One ini disebut dibekali dengan dua buah baterai yang dapat dilepas atau diganti. MSI sendiri mengatakan bahwa perangkat ini mampu memainkan game VR hingga 1,5 jam non-stop. Dapat memainkan game VR membuktikan bahwa komputer berbentuk tas ini disokong dengan jeroan yang sangat mumpuni, yakni prosesor dari Intel Core i7 yang sudah dalam keadaan ter-overclock dan VGA card dari Nvidia GeForce GTX 1070. Sayangnya MSI tidak menyebutkan jenis prosesor yang digunakan seri yang mana. 

Dengan desain yang futuristik, komputer ini juga nampak keren sehingga nampak sangar bila dibawa kemana-mana. Untuk port yang disediakan juga lengkap, mulai dari sebuah port HDMI, sebuah Mini DiplayPort, serta Thunderbolt 3 dengan tipe C. Tidak lupa juga MSI telah menanamkan empat buah port USB 3.0 yang dapat diguanakan untuk menghubungkan perangkat VR, baik dari HTC Vive atau Oculus Rift. 



Dalam sejarah bermain game, setiap judul yang dirilis di pasaran pasti memiliki nilai yang berbeda bagi masing-masing individu. Sudah sewajarnya bila sebuah game yang baru dirilis namun sudah terdapat banyak bug yang mengganggu mendapatkan kritikan pedas dari para gamer. Bahkan kritikan tersebut dapat membuat game menjadi lebih baik agar dapat dimainkan dengan nyaman. 

Namun ternyata hal tersebut malah tidak bisa diterima oleh salah satu pengembang game indie, Digital Homicide. Seperti yang dilansir dari VG247, pengembang game ini disebut telah menggugat lebih dari 100 pengguna Steam yang memberikan komentar atau kritikan pedas pada game buatan mereka. Tidak tanggung-tanggung, tuntutan yang dilayangkan pun senilai 18 juta USD atau sekitar 236 miliar Rupiah. 

Menurut pihak Digital Homicide bukanlah kritikan atau komentar yang membangun, namun berupa pencemaran nama baik, perusakkan hak milik, serta masih ada yang lainnya. Demi melindungi para konsumen, akhirnya Valve pun mengambil tindakan tegas dengan menendang semua game buatan Digital Homicide dari halaman Steam. Bahkan nama pengembang tersebut sudah tidak masuk dalam daftar kerjasama Steam.

Juru bicara Valve mengatakan bahwa mereka sudah tidak menjalin kerja sama lagi dengan Digtal Homicide. Hal tersebut lantaran sang pengembang malah menciptakan suasana permusuhan dengan para konsumen.