James Derulo's

Portfolio

Sebuah kebiasaan yang tentu saja tidak akan kita temukan di Indonesia, namun bukan berarti hari penuh hal-hal mengerikan, pesta kostum, dan karvinal menyenangkan – Halloween jadi sesuatu yang tak bisa kita “nikmati” sebagai seorang gamer.

Kita tak hanya membicarakan beragam update konten keren yang biasanya memenuhi game-game yang menawarkan mode multiplayer di dalamnya, kompetitif ataupun kooperatif, tetapi juga kesempatan untuk menikmati game-game original dalam harga yang terjangkau. Benar sekali, sesuai dengan kebiasaan yang sudah mereka lakukan selama ini, Valve juga “merayakan” Halloween di portal distribusi digital raksasa mereka – Steam. Event yang tampaknya siap untuk membuat dompet Anda berteriak keras!


Diselenggarakan mulai dari berita ini ditulis hingga tanggal 1 November 2018 mendatang,event diskon besar-besaran Steam ini tentu sangat menggoda. Banyak game-game keren, baik yang lahir dari publisher raksasa maupun indie yang mendapatkan potongan harga cukup signifikan, dari 33% – 75% dari harga normal.

Anda, misalnya, bisa mendapatkan The Witcher 3 – Wild Hunt: GOTY Edition dengan hanya Rp 179.600,-, Dark Souls III Deluxe Edition dengan Rp 249.000,-, Shadow of War: Definitive Edition dengan Rp 216.000,-, atau yang segila Outlast 2 yang kini hanya berharga Rp 49.999,-.  Ada lebih ratusan game dari beragam genre, usia, dan tingkat popularitas yang kini bisa dibeli dengan harga yang jauh lebih murah.



Jika kita berbicara soal salah satu desain kontroler paling ergonomis yang pernah tersedia di pasaran, dengan kualitas yang juga pantas untuk diacungi jempol, maka sebagian besar mata sepertinya akan langsung memandang kontroler Xbox dari Microsoft. Berawal dari desain kontroler Xbox 360 yang begitu fantastis dan dipuja yang kemudian berlanjut di versi Xbox One yang tidak kalah menariknya, Microsoft terus berinovasi. Kini dengan hadirnya ProjectXCloud yang berambisi untuk membawa layanan streaming game AAA ke layar mobile dan handheld, Microsoft sepertinya ikut memikirkan soal kenyamanan mekanisme kontrol nantinya.

Hasilnya? Berdasarkan salah satu halaman Microsoft Research yang mengemuka di dunia maya, Microsoft sepertinya tengah tertarik untuk meracik sebuah kontroler Xbox super nyaman untuk perangkat smartphone dan tablet. Mengacu pada apa yang berhasil dilakukan oleh Nintendo Switch, mereka melihat bahwa kontroler fisik adalah sesuatu yang penting untuk aktivitas mobile gaming itu sendiri. Gambar awal memperlihatkan bagaimana prototype untuk kontroler tersebut mengusung konsep yang serupa, dimana kontroler bisa dipecah menjadi dua bagian dan disematkan di sisi masing-masing tablet / smartphone. Prototype ini sendiri dibangun dengan menggunakan 3D Printer.




Popularitas game mobile di tengah perkembangan smartphone yang kian memesona dari sisi
teknologi memang tidak terbendung. Tidak lagi sekedar muncul dalam bentuk sederhana untuk gamer casual dengan tujuan meracik pengalaman gaming yang adiktif, ia kini menjadi “ruang” bagi banyak game beragam genre untuk masuk. Walaupun gameplay yang mudah dikuasai dengan layar sentuh tetap jadi basis, ia kini juga dikerjakan oleh banyak talenta besar, terutama dari pasar Jepang. Jika Anda termasuk gamer yang menyenangi seri Drakengard 3 atau NieR Automata, maka Anda mungkin sudah mendengar game mobile RPG bernama SINoALICE yang populer di Jepang.

Berita bagus untuk Anda yang tidak punya kemampuan untuk membaca dan memahami tulisan Jepang, Anda akan bisa menikmati SINoALICE dalam bahasa yang lebih universal – bahasa Inggris. Laporan finansial terbaru GREE untuk tahun fiskal pertama tahun 2019 mendatang, mereka memastikan bahwa SINoALICE akan dilepas untuk pasar Amerika Serikat dan Eropa bersama dengan game mobile mereka yang lain – Another Eden. Sayangnya, tidak ada pembicaraan soal kira-kira kapan tanggal pasti untuk rilis versi barat ini.




Star Wars Battlefront II menjadi sebuah bukti nyata bagaimana buruknya penanganan microtransactions bisa terjadi di video game. Alih-alih mempersiapkan konten dan kualitas terlebih dahulu sebelum berupaya meraup ekstra keuntungan dari gamer, game racikan DICE dan EA tersebut dipenuhi dengan penawaran pembelian mata uang digital dengan uang nyata sejak awal dengan konsep permainan yang juga didesain ke arah sana. Kritik pedas dan ajakan boikot membuat EA kini lebih hati-hati melangkah dengan sistem microtransactions ini. Untuk Battlefield V, mereka memastikannya hanya akan bisa digunakan untuk item kosmetik saja.

DICE akhirnya angkat bicara soal sistem microtransactions seperti apa yang akan disuntikkan untuk Battlefield V. DICE menjelaskan bahwa akan ada dua mata uang yang bisa Anda dapatkan – Company Coin dan Battlefield Currency. Company Coin adalah mata uang in-game yang bisa didapatkan dari memainkan Battlefield V yang nantinya akan bisa digunakan untuk proses upgrade skill tree dan mendapatkan persenjataan / perlengkapan baru. Sementara mata uang in-game yang bisa Anda beli dengan menggunakan uang nyata akan dinamakan “Battlefield Currency”. DICE menyebut bahwa Battlefield Currency hanya bisa digunakan untuk item kosmetik saja.


Mereka juga menyebut bahwa sistem microtransactions Battlefield V juga tidak akan tersedia secara langsung pada saat rilis nanti. Mereka baru akan melepas Battlefield Currency setelahnya, walaupun tidak menjelaskan tepat kapannya. DICE beralasan bahwa keputusan ini diambil utuk membantu gamer mendapatkan sensasi mendapatkan dan memperebutkan Company Coin yang seharusnya, terutama dari sistem progress yang ia usung. Walaupun kita sepertinya tahu bahwa alasan utamanya tentu saja ketakutan dari kritik pedas yang sempat terjadi di Star Wars Battlefront II.



Hype yang berdiri di puncak dengan antisipasi yang sungguh tinggi, tidak perlu diragukan lagi Rockstar Games akan menjual begitu banyak kopi Red Dead Redemption 2, baik secara digital ataupun fisik. Hal ini juga didukung dengan beragam trailer, demo, dan informasi soal gameplay yang mengesankan bahwa ia akan berujung menjadi game open-world terbaik yang pernah ada. Melihat data penjualan yang tersedia di pasar beragam region, keyakinan soal angka penjualan fantastis tersebut memang tidak terelakkan. Rockstar Games akhirnya berbagi detail penjualan Red Dead Redemption 2.

Rockstar Games mengumumkan bahwa Red Dead Redemption 2 kini adalah rilis tersukses kedua di semua jenis industri hiburan termasuk film dan musik di dalamnya. Terlepas dari fakta bahwa ia mencatatkan penjualan super tinggi, ia tetap tidak mampu mengalahkan rekor posisi pertama yang tetap dipegang oleh GTA V. Red Dead Redemption 2 berhasil meraih penjualan sekitar USD 725 juta (11 Triliun Rupiah) dalam 3 hari pertama rilisnya, kedua di bawah angka USD 1 Miliar dalam 3 hari untuk GTA V.



Baru beberapa bulan tersedia di pasaran, penjualan PlayStation 4 memang cukup menjanjikan. Hingga saat ini total penjualan konsol garapan Sony itu sudah mencapai 7 juta unit di seluruh dunia.

Tentunya ini baru sekadar permulaan. Hirai bersama Sony percaya di masa depan penjualan PS4 akan terus meningkat, meski mereka harus bersaing ketat dengan sang pesaing utama, Xbox One.

Tak heran jika kemudian Sony begitu yakin bahwa PS4 akan menjadi konsol terlaris sepanjang masa. Seperti diketahui hingga saat ini konsol dengan penjualan terbaik masih dipegang oleh PS2.



Mengejutkan memang, setelah hubungan yang berjalan begitu baik selama lebih dari puluhan tahun, Hideo Kojima – jenius di belakang franchise raksasa sekelas Metal Gear Solid dan Zone of Enders dikabarkan hengkang dari Konami. Walaupun pengumuman resmi belum meluncur, namun bukti mengarah kuat ke sana. Dari dicopotnya jabatan Kojima sebagai salah satu eksekutif tinggi Konami, nama yang dihapus dari judul utama Metal Gear Solid, hingga Kojima Productions yang kini berubah nama. Menariknya lagi? Terlepas dari semua kekacauan yang terjadi ini, Konami justru memastikan bahwa mereka akan mengerjakan seri Metal Gear Solid selanjutnya.

Ucapan Kojima bahwa MGS V: The Phantom Pain akan menjadi seri terakhir Metal Gear Solid-nya nampaknya tidak main-main. Di tengah terpaan berita buruk yang masih belum jelas ini, Konami justru memperlihatkan niat jelasnya untuk terus mengembangkan franchise MGS tanpa kehadiran Kojima. Mereka bahkan sudah membuka lowongan pekerjaan via situs resmi dengan misi utama – mencari staff kunci untuk membuat seri selanjutnya setelah The Phantom Pain. Di saat yang sama, Konami juga merilis berita pers resmi untuk meyakinkan bahwa Kojima tetap terlibat 100% dalam proses pengerjaan MGS V: The Phantom Pain.





Proyek remaster dari game-game yang populer di platform generasi sebelumnya kembali terjadi. Kali ini, giliran God of War 3 yang dipastikan akan menuju PlayStation 4 dengan berbagai peningkatan visual.

Game berjudul God of War 3 Remastered ini akan menjadi seri God of War pertama yang rilis di PS4. Ketika rilis di PS3, game tersebut memang mendapat sambutan yang positif dari para gamer. Tak heran jika sekarang Sony mencoba menghadirkannya kembali di konsol new-gen mereka.


Menurut Sony, God of War 3 Remastered akan berjalan di resolusi 1080p dengan 60fps. Selain itu, gamer juga akan menemukan fitur Photo Mode.

Perlu diketahui bahwa proyek ini dibuat dalam rangka memperingati ulang tahun ke-10 dari franchise God of War. Sayangnya, selain versi Remastered dari God of War 3, Santa Monica mengaku belum memiliki rencana apapun untuk membuat game God of War lainnya yang mungkin sudah sangat dinantikan para gamer PS4.




Berbeda dengan sebagian besar game FPS pada umumnya, nama Rainbow Six di masa lalu seolah mendefinisikan game FPS taktikal yang sebenarnya. Tidak seperti Battlefield atau Call of Duty yang memungkinkan Anda bertempur terbuka dan menembak membabi buta, ia menawarkan pendekatan yang lebih realistis. Peluru yang bisa menghabisi siapapun secara instan, kebutuhan untuk mengatur strategi dan mengenal medan pertempuran yang esensial, hingga komunikasi yang harus terus dilakukan anggota satu tim. Di tengah gempuran game FPS mainstream, kesempatan untuk menikmati sensasi serupa lahir kembali setelah Ubisoft mengumumkan Rainbow Six: Siege beberapa waktu yang lalu.

Dengan gameplay yang memang menjadikan multiplayer sebagai fokus utama pengalaman bermain, menjadi sesuatu yang sangat rasional bagi Ubisoft untuk menguji game ini terlebih dahulu. Masa alpha dibuka untuk tidak hanya menguji kerja sistem yang sudah mereka racik, tetapi juga mengumpulkan feedback dari para gamer itu sendiri. Beberapa video gameplay terkuak di dunia maya, memberikan sedikit gambaran mekanisme seperti apa yang bisa kita antisipasi.




Sudah menjadi rahasia umum, untuk membuat arena pertempuran jauh lebih menarik, Netherrealm Studios seringkali menyuntikkan karakter tamu dengan kepribadian yang serupa dengan petarung ikonik mereka di Mortal Kombat. Hal yang sama juga bisa diantisipasi dari sang seri terbaru – Mortal Kombat X yang tinggal menghitung minggu. Netherrealm sendiri sudah mengkonfirmasikan kehadiran Jason dari film thriller horror – Friday the 13th sebagai petarung baru. Namun Jason sendiri hanyalah satu dari tiga karakter Kombat Pack yang dipersiapkan sebagai DLC. Karakter tamu satunya lagi ternyata juga tidak bisa dipandang sebelah mata.

Setelah sempat menyebut bahwa mereka tertarik untuk membawa Spawn – salah satu superhero yang pamornya kian tenggelam ke seri ini, Netherrealm justru hadir dengan kejutan lain. Benar sekali, sang karakter tamu kedua dipastikan adalah ras alien pemburu dengan segudang teknologi majunya yang sudah pasti tidak asing lagi bagi Anda – Predator.

Sayangnya, sama seperti kasus Jason, mereka hanya memperlihatkan visual in-game Predator ini tanpa membahas lebih jauh soal gaya dan gerakan bertarung yang ia miliki. Bersama dengan Predator, Netherrealm juga memastikan kembalinya sosok Tanya dan Tremor sebagai bagian dari Kombat Pack.




Menawarkan bundle game gratis via langganan PS Plus berbayar dengan harga terjangkau ternyata bukan sebuah pekerjaan yang mudah. Mengingat Sony sempat melakukan pekerjaan yang bagus dengan menawarkan game-game AAA di beberapa bulan, ekspektasi gamer selalu berada di titik tertinggi. Ketika game yang ditawarkan di bulan yang lain tidak berisikan game AAA dan hanya memuat proyek indie saja? Maka kritik pun mengemuka. Hal inilah yang sempat terjadi dengan game-game gratis pengguna PS Plus untuk bulan Oktober 2018 yang memang harus diakui, “lemah”. Namun ada satu berita lain yang pantas ditunggu.

Entah sengaja dilakukan atau “ketidaksengajaan” yang berbuah manis, Sony Interactive Entertainment melepas informasi detail soal game yang akan mereka tawarkan untuk para pelanggan PS Plus untuk bulan November 2018 mendatang. Ini tentu menyimpang dari kebiasaan pengumuman yang biasanya dilakukan tiap akhir bulan. Untuk bulan November nanti, setidaknya dari banner yang ada, Sony akan melemparkan dua buah game: Bulletstorm – Full Clip Edition (Remaster) dan juga Yakuza Kiwami (Remake dari Yakuza pertama). Untuk Kiwami sendiri, ia masih terhitung game baru.



Jelas terinspirasi oleh Quantum Break dari Remedy Entertainment, hampir sebagian besar gamer sepertinya berpikir demikan ketika untuk pertama kalinya melihat The Quiet Man di panggung utama E3 2018 kemarin. Dengan tokoh protagonis yang diceritakan tuna rungu, gamenya mengusung pertarungan tangan kosong sebagai basis permainan. Hanya saja, alih-alih menggunakan sekedar cut-scene, cerita akan disajikan dalam bentuk film live-action dalam bentuk potongan demi potongan. Berita baiknya? Anda yang penasaran dengan game ini ternyata tidak perlu menunggu terlalu lama untuk mencicipinya.

Lahir dari bendera raksasa Square Enix, game yang disebut-sebut akan berdurasi sekitar 3 jam ini akhirnya mendapatkan tanggal rilis pasti. Anda akan berperan sebagai Dane, yang berusaha menginvestigasi kasus diculiknya penyanyi club malam – Lala oleh seorang tokoh antagonis yang mengenakan topeng. Tidak hanya dirilis untuk Playstation 4 saja, The Quiet Man juga akan dilepas untuk PC di tanggal rilis yang sama. Anda yang tertarik, tentu harus mempersiapkan spesifikasi yang dibutuhkan.


Minimum Requirements (1080p 30fps – MEDIUM)
*OS: Windows® 7 SP1 / Windows® 8.1 / Windows® 10 64-bit
*Processor: Intel® Core™ i5 (2.4GHz and above)
*Memory: 8 GB RAM
*Graphics: AMD Radeon™ R7 370 / NVIDIA® GeForce® GTX 750 Ti
*DirectX: Version 11
*Storage: 40 GB available space
*Sound Card: DirectSound® Compatible Sound Card

Recommended Requirements (1080p 60fps – HIGH)
*OS: Windows® 7 SP1 / Windows® 8.1 / Windows® 10 64-bit
*Processor: Intel® Core™ i5 (2.7GHz and above)
*Memory: 16 GB RAM
*Graphics: Radeon™ RX 480 / NVIDIA® GeForce® GTX 1060 6 GB VRAM
*DirectX: Version 11
*Storage: 40 GB available space
*Sound Card: DirectSound® Compatible Sound Card




Pertarungan antara kegelapan dan cahaya yang termanifestasi dalam dua buah pedang legendaris – Soul Edge dan Soul Calibur, inti cerita franchise game fighting andalan Bandai Namco – Soul Calibur ini akan memasuki seri keeenamnya dalam beberapa minggu ke depan. Namun alih-alih mendorong karakter baru seperti halnya seri sebelumnya, Soul Calibur VI bisa disebut sebagai “reboot halus” mengingat inti cerita Chronicles of Souls alias mode Story  yang ia usung akan meminta Anda kembali untuk menjalani cerita Soul Calibur I & II dengan Kilik sebagai karakter utama.

Banyak gamer yang tentu saja penasaran apakah salah satu tokoh antagonis utama untuk kedua seri tersebut akhirnya akan ikut kembali. Jika Anda termasuk salah satu di antaranya, Anda sepertinya akan senang dengan berita yang satu ini.

Tidak sengaja diumumkan lewat video Playstation yang akhirnya ditarik kembali, Soul Calibur VI secara resmi memastikan kehadiran tokoh antagonis utama – Inferno sebagai karakter playable. Untuk Anda yang tidak terlalu familiar, Inferno merupakan “jiwa sesungguhnya” yang menghinggapi Soul Edge dan mengubah Sigfried menjadi Nightmare.



10 tahun, siapa yang mengira bahwa platform yang lahir dari tangan dingin CD Projekt ini bisa bertahan di tengah gempuran Steam sebagai portal distribusi digital terbesar yang sulit untuk disaingi. Keputusan untuk menjadikan “Anti-DRM” sebagai basis kebijakan ternyata cukup untuk membuat beberapa kelompok gamer tertarik, hingga pada batas menjadikan GOG sebagai platform utama mereka. Kombinasi ini pun membuat GOG bertahan selama 10 tahun, dengan popularitas yang juga terus meningkat. Untuk merayakan hal tersebut, GOG berbagi sebuah game original gratis.

Tidak sekedar menentukannya langsung untuk Anda, GOG sempat melemparkan opsi game gratis tersebut kepada gamer beberapa waktu yang lalu. Gamer diminta untuk memilih satu di antara tiga game yang ada: Shadow Warrior 2, Firewatch, dan Superhot. Sepertinya, Shadow Warrior 2 lah yang “memenangkan” voting singkat ini. Hasilnya, Anda kini bisa mengunduh Shadow Warrior 2 versi original secara gratis via GOG. Yang perlu Anda lakukan hanyalah membuat dan mempersiapkan akun di platform digital tersebut.



Melebur banyak karakter populer dari manga dan anime dalam satu ruang yang sama, apa yang berusaha dilakukan Bandai Namco dengan Jump Force, game fighting terbaru mereka, memang bukan terhitung sesuatu yang baru. Apalagi sejauh ini, ia memuat format pertarungan tiga dimensi yang memang lebih ditujukan untuk sensasi sinematik dan visualisasi menawan, yang sudah jadi salah satu “format” andalan Bandai Namco. Namun antisipasi menguat setelah mereka memastikan kehadiran karakter-karakter yang mungkin belum pernah Anda perkirakan sebelumnya. Salah satunya? Yugi dari Yu-Gi-Oh!

Setelah sempat hanya diperkenalkan dalam bentuk screenshot saja, Bandai Namco akhirnya melepas trailer gameplay untuk sosok Yugi ini. Dengan kemampuan summon kartunya, Yugi akan bisa mengendalikan tiga jenis monster untuk membantunya bertarung – Dark Magician, Dark Magician Girl, dan Slifer The Sky Dragon. Tidak hanya itu saja, Yugi juga disebut akan memiliki kemampuan untuk menggunakan Spell dan Trap Cards untuk keuntungan strategis. Aksi penuh gaya dengan detail yang pantas diacungi jempol bisa Anda lihat di trailer teranyar ini.



Sebuah langkah yang terhitung “ekstrim”, kalimat ini sepertinya dengan tepat menjelaskan apa yang dilakukan Activision dan Treyarch dengan Call of Duty: Black Ops 4. Membuang salah satu aspek terpenting dari setiap game Call of Duty – mode single player campaign, dan hanya menawarkan konten multiplayer saja di sini, ia menawarkan mode battle-royale bernama “Black Out” sebagai daya tarik utama. Terlepas dari beberapa kritik yang sempat ia tuai di awal, rilisnya terhitung mengagumkan. Tidak hanya review positif saja, Call of Duty: Black Ops 4 juga digadang sebagai rilis game digital tersukses dan terlaris Activision sepanjang masa. Pertanyaannya kini, berapa besar sebenarnya uang yang berhasil mereka raih?

Mengikuti kesuksesan yang sempat mereka raih dengan Call of Duty: WWII tahun lalu, Activision dan Treyarch mengumumkan angka penjualan yang tidak kalah fantastis dengan Call of Duty: Black Ops 4. Dalam minggu pertama rilisnya, tepatnya hanya dalam tiga hari saja, Activision mengumumkan bahwa Black Ops 4 berhasil meraih penjualan sekitar USD 500 juta atau 7,5 Triliun Rupiah! Bersama dengan angka tersebut, Activision juga menyebut Black Ops 4 berhasil merebut angka terbanyak untuk urusan jumlah pemain terbanyak, jumlah jam rata-rata dimainkan oleh gamer, hingga jumlah jam permainan secara keseluruhan di sepanjang sejarah Call of Duty.



Jika Anda mengikuti berita terkait Marvel’s Spider-Man, terutama beberapa minggu sebelum rilis,
Anda pasti sudah mengetahui soal kontroversi “genangan air” yang sempat menyertainya. Salah satu user Reddit di kala itu membandingkan versi trailer terakhir dan trailer versi E3 2018 Marvel’s Spider-Man dan menemukan bahwa di salah satu adegan, genangan air yang terlihat di satu area spesifik terlihat jauh lebih minim. Tuduhan bahwa Insomniac Games telah melakukan downgrade mengemuka, memancing reaksi di dunia maya, walaupun berakhir dengan bantahan langsung yang menyebutnya tidak lebih dari sekedar keputusan kreatif saja. Satu yang pasti, Insomniac tidak berkeberatan untuk bersenang-senang dengan kontroversi yang satu ini.

Mempersiapkan diri untuk kehadiran DLC Black Cat dalam waktu dekat, update terbaru Marvel’s Spider-Man juga menyuntikkan beberapa hal baru, dari tingkat kesulitan Ultimate, tambahan trophy untuk ditundukkan, hingga shortcut untuk akses Photo Mode instan. Yang menarik? Salah satu tambahan konten di Photo Mode juga menyertakan gambar genangan air yang bisa ditambahkan sesuka hati oleh gamer dimanapun mereka inginkan, menjadi lelucon untuk kontroversi yang sempat menimpa Marvel’s Spider-Man itu sendiri.



Pendekatan horror yang efektif dan popularitas di antara para persona Youtube, apa yang berhasil dicapai oleh Bloober Team lewat game horror mereka – Layers of Fear memang pantas untuk diacungi jempol. Konsep permainan game horror yang siap untuk membuat bulu kuduk Anda merinding lewat presentasi visual dan audio yang diracik di momen yang tepat membuat game yang menjadikan lukisan sebagai media cerita tersebut memang disambut dengan tangan terbuka. Berita baiknya? Kesuksesan tersebut akhirnya dikonfirmasikan akan berlanjut ke seri selanjutnya.

Setelah sempat digoda lewat sebuah teaser yang disebut seabgai “Project Melies” sejak bulan Maret kemarin, Gun Media dan Bloober Team akhirnya mengkonfirmasikan eksistensi Layers of Fear 2 lewat sebuah video teaser pendek. Belum ada informasi kira-kira seperti apa gameplay yang pantas untuk kita antisipasi, namun sekelibat gameplay sepertinya memperlihatkan kesan bahwa kita akan berhadapan dengan pengalaman yang serupa.



Salah satu karakter ikonik yang sudah pasti dikenal banyak gamer yang sempat mencicipi masa keemasan Playstation pertama, terlepas apakah mereka pernah menjajal game ini atau tidak sebelumnya. Menjadi salah satu game yang paling diinginkan gamer untuk mengemuka kembali di industri game, Sony akhirnya mengumumkan proyek remake MediEvil setahun yang lalu. Sayangnya, selain sebuah teaser pendek yang tidak memperlihatkan bentuk gameplay sama sekali, Sony seperti tinggal diam selama setahun terakhir ini. Tentu saja banyak gamer yang penasaran seberapa jauh progress pengembangan yang ada. Setidaknya kita sudah tahu siapa yang menangani proyek remake yang satu ini.

Sempat dispekulasikan diracik oleh Bluehole Studio – developer andalan Sony untuk proyek remake seperti Shadow of Colossus di awal tahun 2018 kemarin, proyek remake MediEvil ini ternyata diracik oleh developer berbeda. Shawn Layden – Chairman Sony Interactive Entertainment Worldwide Studios memastikan bahwa game ini akan dikerjakan oleh Other Ocean Interactive. Mereka memang merupakan salah satu developer yang cukup sering menangani proses port seperti Minecraft untuk Nintendo 3DS serta Mortal Kombat: Arcade Kollection. Ia akan menjadi proses remake untuk game pertama MediEvil yang sempat ditangani oleh Shawn Layden juga di masa lalu.



Sebuah seri spin-off yang menjual mode multiplayer di dalamnya, apa yang dilakukan Bethesda dengan seri Fallout 76 mungkin tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh banyak gamer. Apalagi jika kita berbicara soal gamer-gamer yang sangat mengharapkan angka “5” yang mengikuti nama franchise game open-world action RPG super populer tersebut, atau sekedar melihat kembalinya nama “Obsidian Entertainment” seperti halnya yang terjadi dengan New Vegas. Namun pelan tapi pasti, Bethesda mulai sedikit menghapus keraguan yang ada. Mereka terus meyakinkan bahwa pengalaman yang ditawarkan tetaplah seri Fallout yang selama ini Anda kenal.

Untuk gamer PC, optimisme Bethesda soal Fallout 76 terlihat semakin kuat. Seperti langkah Activision yang hanya menjual COD: Black Ops 4 hanya via Battle.net dan melewatkan Steam, Bethesda juga melakukan hal yang sama dengan Fallout 76. Untuk versi PC, game ini hanya tersedia via Bethesda.net saja. Untuk Anda, gamer PC yang tidak berkeberatan dengan hal tersebut, Anda setidaknya sudah mulai bisa mempersiapkan spesifikasi PC yang dibutuhkan untuk menjalankannya.


Minimum Requirements
*Requires 64-bit processor and operating system
*OS: Windows 7/8/10 (64-bit OS required)
*Processor: Intel Core i5-6600k 3.5 GHz/AMD Ryzen 3 1300X 3.5 GHz or equivalent
*Graphics: NVIDIA GTX 780 3GB/AMD Radeon R9 285 2GB or equivalent
*Memory: 8GB RAM
*Storage: 60GB of free disk space

Recommended Requirements
*Requires 64-bit processor and operating system
*OS: Windows 7/8.1/10
*Processor: Intel Core i7-4790 3.6 GHz/AMD Ryzen 5 1500X 3.5 GHz
*Graphics: Nvidia GTX 970 4GB/AMD R9 290X 4GB
*Memory: 8GB RAM
*Storage: 60GB of free disk space




Sebuah tren yang masih bertahan di puncak popularitas atau sudah mulai meredup? Anda yang memutuskan. Namun tetap sulit rasanya untuk menyangkal bahwa battle-royale masihlah menjadi genre atau setidaknya konten tambahan yang menggoda untuk dijadikan fokus oleh beberapa developer di produk raksasa teranyar mereka. Apalagi ketika Activision dan Treyarch berhasil melakukannya dengan Call of Duty: Black Ops 4 yang mencatatkan angka penjualan dan keuntungan yang fantastis. Game FPS saingan utama mereka dari EA dan DICE – Battlefield V juga akan menempuh proses yang sama. Namun tidak seperti Black Ops 4 yang langsung menjadikannya sebagai fitur utama, Battlefield V baru akan menghadirkannya tahun depan!

Cukup mengejutkan memang, namun hal inilah yang dikonfirmasikan EA dan DICE lewat sebuah roadmap konten “live-service” yang mereka tawarkan untuk Battlefield V itu sendiri. Di roadmap tersebut, jelas terlihat bahwa mode battle-royale yang sudah mereka perlihatkan lewat beberapa trailer dan screenshot – Firestorm baru akan dirilis pada bulan Maret 2019 mendatang. Selama proses menunggu Firestorm tersebut, Anda akan disuguhkan beberapa konten dari DLC “The Last Tiger” yang akan meminta Anda berperan sebagai tentara Nazi yang mulai mempertanyakan posisi mereka dalam perang hingga misi Grand Operations di awal tahun 2019.



Sebuah strategi bisnis yang tepat? Atau blunder besar yang tengah menunggu untuk mengemuka? Salah satu dari konsekuensi tersebut sepertinya harus dituai Capcom dengan franchise super populer mereka – Monster Hunter. Bagaimana tidak? Game pertarungan melawan monster-monster ini akhirnya dipastikan akan menuju layar lebar dengan campur tangan Hollywood di dalamnya. Kesuksesan yang diraih secara finansial oleh film adaptasi Resident Evil, terlepas dari kritik dari gamer karena cerita yang menyimpang jauh, membuat Capcom memutuskan untuk menggunakan talenta yang sama untuk menangani film Monster Hunter ini. Proses syuting pun dimulai.

Sejauh ini, setidaknya terlihat dari foto-foto proses syuting yang ada, ia memang terlihat meragukan. Alih-alih setia dengan cerita dari versi video gamenya,sang sutradara – Paul W.S. Anderson akan menujadikan sekelompok pasukan elite dunia nyata sebagai “bintang” yang untuk alasan tertentu, terdampar di dunia penuh monster dan harus bertarung bersama para Hunter lokal untuk menemukan jalan pulang. Di beberapa foto awal tersebut, Anda bisa melihat Alpha Team – tim yang akan terdampar tersebut. Anda juga bisa melihat aktor dan aktris – Milla Jovovich dan Diego Boneta yang akan memainkan peran signifikan di dalamnya.



Indah, menawan, dengan gameplay yang seru, nama Trine memang punya posisi yang khusus yang di hati para gamer pencinta genre platformer. Sejak seri pertamanya, ia tidak pernah berhenti tampil memukau lewat sisi presentasi yang seolah menenggelamkan Anda ke sebuah cerita dongeng yang fantastis. Dua seri pertama Trine berhasil mencuri hati banyak gamer, walaupun seri ketiganya sayangnya banyak dikritik karena perubahan signifikan yang berujung tidak terbayar sama sekali. Dengan biaya besar yang sudah dikeluarkan untuk Trine 3, ada sedikit rasa pesimis bahwa Forzenbyte akan melanjutkan kembali seri ini di masa depan. Berita baiknya? Trine akhirnya dipastikan kembali!

Frozenbyte akhirnya secara resmi memperkenalkan Trine 4: The Nightmare Prince yang akan dikerjakan bersama Modus Games sebagai publisher. Belajar dari pengalaman mereka di seri ketiga, Trine 4 sepertinya akan kembali ke akar action platformer yang sudah membesarkan namanya. Walaupun belum berbagi trailer atau screenshot sama sekali, CEO Frozenbyte – Lauri Hyvarinen mengklaim bahwa Trine 4 akan menjadi seri terbaik di sepanjang eksistensi franchise ini. Ia mengaku sudah mendengar feedback gamer untuk seri sebelumnya dan berambisi untuk menghadirkan sebuah produk yang melebihi semua ekspektasi yang ada.